NGANJUK, SRTV.CO.ID – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Nganjuk resmi ditutup pada Sabtu (9/8/2025).
Acara penutupan yang digelar di Pendopo Kabupaten Nganjuk ini menandai berakhirnya pengabdian lebih dari 140 mahasiswa ITS selama 40 hari di 14 titik, meliputi 13 desa dan 1 kelurahan.
Selama KKN, para mahasiswa berfokus pada peningkatan minat baca dan literasi anak-anak. Mereka bertugas membantu mengelola perpustakaan desa, mengadakan kegiatan membaca, serta membantu proses belajar mengajar di sekolah.
Rektor ITS, Prof. Ir. Bambang Pramujati mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Nganjuk.
“Ini adalah kesempatan yang luar biasa bagi mahasiswa kami. Kami juga terima kasih sekali pada Pak Bupati dan seluruh jajarannya yang telah memberi kesempatan pada anak-anak kami untuk hadir di masyarakat,” ujarnya.
Prof. Bambang menambahkan bahwa KKN ini memiliki peran penting dalam membentuk karakter mahasiswa.
“Saya rasa KKN ini akan meningkatkan empati mereka kepada masyarakat bahwa masyarakat itu sangat bervariasi. Tingkat kehidupan bervariasi, dan juga mahasiswa bisa mengimplementasikan apa yang telah mereka pelajari dan mencoba mendarmabaktikan ilmu-ilmu yang mereka miliki karena mereka juga ada kesempatan mengajar,” tuturnya.
Ia berharap program ini dapat terus berlanjut. “Saya rasa kesempatan ini harus perlu kita tingkatkan dan semoga saja masih banyak kesempatan lain yang diberikan oleh Pak Bupati Nganjuk, khususnya, dan juga di tempat lain agar mahasiswa kami bisa berinteraksi dengan masyarakat luas dengan lebih baik lagi,” tambahnya.
Sementara itu Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, menyambut baik dan mengapresiasi program KKN tematik ini.
“Atas nama masyarakat Nganjuk, atas nama pemerintah Kabupaten Nganjuk, atas nama Bupati Nganjuk, saya mengucapkan banyak terima kasih,” kata Marhaen.
Menurut Marhaen, program KKN ITS ini sangat selaras dengan kebijakan pemerintah daerah.
Marhaen menyebutkan bahwa program ini sejalan dengan kebijakan sebelumnya yang mewajibkan sebagian besar Anggaran Dana Desa (ADD) untuk dibelikan buku bacaan anak-anak.
“Sehingga sarananya ada, kemudian ditambah dengan SDM mahasiswa ITS yang juga membantu kami di desa,” jelas Marhaen
Marhaen juga menceritakan bagaimana program ini disambut antusias oleh masyarakat.
“Alhamdulillah bagus sekali tanggapannya, saya juga pantau kegiatan-kegiatan mahasiswa termasuk masyarakat. Senang sekali mereka,” tutup Marhaen.
Reporter : CR1
Editor : Tim Redaksi SRTV