Berita  

Malam Suran PSHT Nganjuk, 3.486 Warga Baru Disahkan: Tradisi Budaya dan Pendidikan Budi Luhur yang Terjaga

 

Nganjuk, SRTV.CO.ID – Malam Suran 8 Muharram 1447 Hijriah atau bertepatan dengan Jumat (4/7/2025) menjadi momen sakral penuh makna bagi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Nganjuk. Dalam nuansa budaya dan spiritual yang kental, sebanyak 3.486 warga baru tingkat I resmi disahkan, memperkuat barisan keluarga besar PSHT yang kini mencapai 77.586 orang.

Upacara pengesahan berlangsung khidmat di lahan milik PSHT Cabang Nganjuk yang terletak di Desa Pesudukuh, Kecamatan Bagor. Lokasi ini kelak akan menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Atlet PSHT, sebagai upaya konkret mendidik generasi tangguh, berbudi pekerti, dan berprestasi.

Ketua PSHT Cabang Nganjuk, Kangmas Gondo Hariyono, menyampaikan bahwa seluruh prosesi pengesahan dilaksanakan terpusat di satu lokasi untuk menjaga kekhusyukan serta penghayatan nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan.

“Tahun ini ada 3.486 warga baru yang disahkan, termasuk tiga orang dari Irlandia. Sebelum pengesahan, mereka telah ditempa dalam nilai-nilai budi pekerti dan kebajikan hidup,” tutur Kangmas Gondo.

Dengan sorot mata penuh harap, Kangmas Gondo mengingatkan agar ilmu dan nilai-nilai kebaikan yang diperoleh selama masa siswa, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menegaskan bahwa PSHT bukan hanya mengajarkan bela diri, melainkan juga membentuk manusia berbudi luhur, yang mampu membedakan benar dan salah, serta senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Rangkaian kegiatan malam pengesahan ini ditutup dengan doa bersama dan kembul bujana, tradisi makan bersama dari tumpeng sebagai simbol syukur atas rahmat Tuhan. Tradisi ini bukan hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menjadi bentuk pelestarian budaya luhur masyarakat Jawa.

Acara tasyakuran turut dihadiri tokoh-tokoh penting, termasuk Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, jajaran Forkopimda Kabupaten Nganjuk, serta Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, Kangmas R. Moerjoko.

Malam Suran bukan sekadar tradisi tahunan. Ia adalah napas kebudayaan yang mengakar, membentuk karakter, dan mendidik manusia menjadi insan berilmu, berseni, dan berbudi pekerti. Di tengah gempuran era digital dan modernitas, PSHT tetap berdiri tegak sebagai benteng budaya dan nilai-nilai kearifan lokal.

Reporter : Tim Redaksi SRTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *